cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition and Health
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23383380     EISSN : 26228483     DOI : -
Core Subject : Health,
JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH) is a journal scientific articles about nutrition and health managed by Department of Medicine of diponegoro university and Departement of Doctor of Clinical Nutrition , Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)" : 6 Documents clear
DISFUNGSI MITOKONDRIA DAN STRESS OKSIDATIF Ardiaria, Martha
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.115 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.50-55

Abstract

Mitokondria merupakan organel penghasil energi dan terlibat dalam banyak fungsi vital sel seperti produksi ATP, regulasi ion Ca2+ intraseluler, produksi reactive oxygen species (ROS) dan scavenger, regulasi apoptosis sel, dan aktivasi protease golongan kaspase. Disfungsi mitokondria dan stress oksidatif dicurigai memegang peranan penting dalam proses penuaan, kanker, sindroma metabolik dan penyakit neurodegeneratif terkait proses penuaan. Banyak penelitian mengulas tentang fisiologi mitokondria dan keterkaitannya dengan komponen sindrom metabolik yaitu diabetes, obesitas, stroke dan hipertensi, dan penyakit jantung. Modifikasi gaya hidup diperlukan untuk menjaga homeostasis mitokondria.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH LABU SIAM (SECHIUM EDULE) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN Senoadji, Aryoko Widodo
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.379 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.21-28

Abstract

BACKGROUND. Prior to the discovery of insulin treatment, diet was the main treatment for this diabetes mellitus, including consumptions of traditional herbs. This research uses chayotte (Sechium edule) extract containing calcium, niacin, and flavonoid as an effective and economic traditional cure.OBJECTIVE To analyze the effects of Chayotte (Sechium edule) extract administration on the glucose level reduction in aloxan-induced male wistar mice.METHOD It is an experimental research using the pre and post test randomized controlled group design. Experimental animals are 25 male wistar mice divided into 5 treatment groups; pure water (negative control), metformin dose of 18 mg/wistar mice (positive control), and three groups given 0.25, 0.5, 0.75 g/kg of bodyweight chayote (Sechium edule) extract respectively. Each group has been induced with aloksan to a glucose level of approximately 126 mg/dL, and then their post aloxan glucose level is measured. Treatments are administered for 28 days, and during day 14 and 28 their fasting glucose levels are measured as post test 1 and post test 2 data.RESULTS All treatment groups indicate significant values at post aloxan, post test 1, and post test 2, with p < 0.05. Only the group given 0.75 g/kg of bodyweight chayotte (Sechium edule) extract shows better reduction compared to using pure water, but still not as good as using metformin.CONCLUSION A dose of 0.75 g/kg of bodyweight chayote (Sechium edule) extract has better ability to lower glucose level compared to using pure water, but it is still not as effective as using metformin.KEYWORDS chayotte (Sechium edule) extract, glucose level, aloxan ABSTRAKLatar Belakang Sebelum ditemukan terapi dengan insulin, diet adalah penanganan utama penyakit diabetes mellitus, termasuk konsumsi obat tradisional yang berasal dari tanaman. Penelitian ini menggunakan ekstrak buah labu siam (Sechium edule) yang mengandung kalsium, niasin, dan flavonoid diharapkanmampu menurunkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat dijadikan sebagaiobat tradisional yang efektif dan ekonomis.Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar jantan yang diinduksi aloksan.Metode Penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre dan post test randomized controlled group design. 25 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu perlakuan dengan aquades (kontrol negatif), metformin dengan dosis 18 mg/tikus (kontrol positif), dan ekstrak buah labu siam (Sechium edule) dosis 0,25 ; 0,5 ; 0,75 g/kgBB. Seluruh kelompok perlakuan diinduksi aloksan terlebih dahulu sampai dengan kadar glukosa darahnya mencapai ? 126 mg/dL kemudian diukur kadar glukosa darahnya sebagai data pre test. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke ? 14 dan hari ke ? 28 diukur kadar glukosa darah puasanya sebagai post test 1 dan post test 2.Hasil Seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai yang signifikan pada pada pre test, post test 1, dan post test 2 yaitu dengan p < 0,05. Hanya kelompok perlakuan ekstrak buah labu siam dosis 0,75 g/kgBB yang memiliki penurunan kadar glukosa darah lebih baik apabila dibandingkan dengan aquadest, namun tetap tidak lebih baik apabila dibandingkan dengan metformin.Kesimpulan Ekstrak buah labu siam (Sechium edule) dosis 0,75 g/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari aquadest namun efektifitasnya tidak lebih baik daripada metformin.Kata Kunci Ekstrak buah labu siam (Sechium edule), kadar glukosa darah,aloksan.
HUBUNGAN ANTARA LEMAK VISERAL, LINGKAR PERUT DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN KADAR SERUM MAGNESIUM PADA WANITA USIA SUBUR OBESITAS SENTRAL Widiasih, Esti; SS, Darmono; AK, Nugrohowati
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.834 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.29-37

Abstract

Background: Obesity is a major public health problem today. Chronic imbalances between energy intake and energy expenditure will eventually cause obesity. Central obesity proved to be more at risk for health problems. Some micronutrients are found to be involved in the development of obesity. Magnesium is found to have a role in the development of obesity. Objective: to analyse the association of serum magnesium with various central obesity parameters such as abdominal circumference (WC), waist-hip ratio (WHR) and the amount of visceral fat in woman of reproductuve age with central obesity based on the hypothesis that obese subjects with hypomagnesemia are more prone to fall in complications of metabolic syndrome. Research method: This is a population-based cross-sectional study. A total of 52 apparently healthy adults woman of reproductive age between 18 and 35 years with central obesity (BMI >25 kg/m2,WC >80cm ),were recruited with prior ethical approval and written informed consent. WC and WHR were measurement using midline, visceral fat using Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) and serum magnesium levels from venous blood. Hypothesis testing uses simple correlation and simple linear regression analysis for predictive values. Results: There was a significant negative correlation between Waist circumference (r = -0,473; p = 0,000), WHR (r = -0,476; p = 0,000) and visceral fat (r = -0,628; p = 0,000) with serum magnesium levels. Conclusion: there is a significant correlation between the size of the Waist circumference, WHR and visceral fat (central obesity) to decrease serum magnesium levels. Keywords: waist circumference, WHR, visceral fat, central obesity, serum magnesium ABSTRAK Latar belakang : Obesitas adalah masalah kesehatan masyarakat utama saat ini. Ketidakseimbangan kronis antara asupan energi dan pengeluaran energi pada akhirnya akan menyebabkan obesitas. Obesitas sentral terbukti lebih berisiko pada masalah kesehatan. Beberapa mikronutrien ditemukan terlibat dalam perkembangan obesitas. Magnesium ditemukan memiliki peran dalam perkembangan obesitas. Tujuan: menganalisis hubungan serum magnesium dengan berbagai parameter obesitas sentral seperti lingkar perut (LP), rasio pinggang-panggul (RLPP) dan jumlah lemak viseral pada WUS obesitas sentral berdasarkan hipotesis bahwa subjek obesitas dengan hipomagnesemia lebih rentan jatuh dalam komplikasi sindrom metabolik. Metode penelitian : penelitian korelasional dengan desain cross sectional melibatkan subyek WUS obesitas sentral sebanyak 52 subyek di kota Semarang dari bulan April-Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pengukuran LP, RLPP, dan lemak viseral menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan kadar serum magnesium dari darah vena. Uji hipotesis menggunakan korelasi sederhana dan analisis regresi linier sederhana untuk nilai prediksi. Hasil: : Terdapat korelasi negatif bermakna antara lingkar perut (r=-0,473; p=0,000), RLPP (r=-0,476; p=0,000) dan lemak viseral (r=-0,628; p=0,000) dengan kadar serum magnesium. Simpulan : terdapat korelasi bermakna antara besarnya lingkar perut, RLPP dan lemak viseral (obesitas sentral) terhadap penurunan kadar serum magnesium. Kata kunci : lingkar perut, RLPP, lemak viseral, obesitas sentral, WUS, serum magnesium
PSIKOFARMAKA DEPRESI PADA PASIEN MYASTHENIA GRAVIS Jusup, Innawati
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.517 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.38-42

Abstract

Abstrak  Latar Belakang: Myasthenia Gravis MG merupakan penyakit autoimun kronik menyerang neuromuscular junction gejala kelemahan otot dan cepat lelah akibat  antibodi memblokir terhadap reseptor asetilkolin (AchR) sehingga jumlah AchR di neuromuskular juction berkurang. Patobiologi hubungan MG dengan depresi akibat paparan antibodi Ig G pada reseptor 5HT1A dan reseptor D2 (dopamin). Prevalensi depresi pada MG  sekitar 7-17 %,  wanita dengan MG 53,6 % lebih tinggi dibanding pria,  rentang usia sekitar 44 tahun.Kasus : Wanita, 47 tahun, ibu rumah tangga, sulit beraktivitas karena kaki terasa lemas, dalam perawatan rutin dokter spesialis saraf dengan diagnosa MG, 3 bulan terakhir merasa sering sedih, menangis, tidak bersemangat dan hilang nafsu makan, nyeri ulu hati serta mual. Kuatir dan gelisah timbul, karena memikirkan tidak mampu menggerakkan kedua kaki, beberapa kali  kesulitan menelan. Pernah rasa cemas meningkat hingga jantung terasa berdebar-debar, berkeringat dingin, gemetaran, dan kepala terasa pusing. Riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus tipe II. Psikofarmaka yang diberikan antidepresan Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) sertalin dengan tambahan adjutvan terapi atipikal seroquel.Kesimpulan : Myastenia gravis komorbiditas hipertensi dan  diabetes dengan resiko  depresi sedang dengan gejala somatik dengan  pilihan psikofarmaka anti depresan SSRI. Kata kunci : Depresi, Myastenia Gravis
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DAN INDEKS MASSA TUBUH: STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Nurhasanah, Nurhasanah; Muis, Siti Fatimah; Murbawani, Etisa Adi; Probosari, Enny; Nugroho, Heri
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.491 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.43-49

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Obesitas merupakan faktor risiko mayor terjadinya diabetes melitus (DM), berhubungan dengan penumpukan jaringan lemak tubuh. Banyak metode untuk mengukur jaringan lemak diantaranya indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang (LP) dan Bioelectrical impedance analysis (BIA). Distribusi lemak tubuh lebih berperan dalam menentukan risiko terjadinya DM dibandingkan IMT.Tujuan: untuk mengetahui hubungan LP dengan komposisi lemak tubuh dan IMT pada penderita DM tipe 2.Metode: Penelitian cross sectional pada penderita DM tipe 2 yang berobat ke RSUD Tugu Semarang bulan September 2018-Maret 2019, n= 80 orang, dengan consecutive sampling. Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov, jika data normal dilanjutkan uji korelasi Pearson dan jika data tidak normal dilanjutkan uji korelasi Spearman?s rho.  Hasil: LP memiliki hubungan signifikan, positif dan moderat dengan persentase total lemak tubuh (p <0,001, r = 0,451), hubungan signifikan, positif dan kuat dengan persentase lemak viseral (p <0,001, r= 0,693) dan lemak subkutan (p <0,001, r = 0,518). LP memiliki hubungan signifikan, positif dan sangat kuat dengan IMT (p <0,001, r = 0,801).Simpulan: LP memiliki hubungan positif kuat dengan lemak viseral, lemak subkutan dan IMT pada penderita DM tipe 2.Kata Kunci: lingkar pinggang, komposisi lemak tubuh, IMT, DM tipe 2
PENGARUH SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA Candra, Aryu
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.1-20

Abstract

 Background : The incidence of diarrhea in clinic and hospitals was still high with 6,547 cases and 8,692 cases. Providing zinc and iron supplementation could enhance the immune system to against infectious diseases. This study aimed to determine the effect of zic and iron supplementation on the incidence of diarrhea in toddler.Method : This study used a quasi experimental design with post test only group design. A total of 44 toddlers aged 2-5 years were divided into 4 groups, namely the control group, zinc supplementation group (10 mg/day), iron supplementation group (7.5 mg/day), and group supplementation of zinc+iron (zinc 10 mg/day and iron 7.5 mg/day) for 8 weeks. Data on duration and frequency of diarrhea, as well as supplementation compliance was collected every weekend. Food intake was obtained by the Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ) method. Data were analyzed using the One Way ANOVA and Kruskal Wallis tests. Result : The duration of diarrhea in the zinc, iron, zinc + iron supplementation and control groups were 0.73 ± 1.23 days; 1.00 ± 1.41 days; 0.18 ± 0.60 days; and 1.00 ± 1.78 days. The total frequency of diarrhea in the zinc, iron, zinc + iron supplementation and control groups was 2.45 ± 4.28 times 3.18 ± 4.45 times; 0.73 ± 2.41 times; and 3.36 ± 5.94 times. The frequency of diarrhea per day in the zinc, iron, zinc + iron supplementation and control groups were 0.92 ± 1.58 times; 1.18 ± 1.67 times; 0.36 ± 1.21 times; and 0.93 ± 1.59 times. The duration, total frequency and frequency of diarrhea per day between the four groups did not have a significant differences (p> 0.05).Conclution : There were no significant differences between the four groups based on duration, total frequency and frequency of diarrhea per day. However, the zinc+iron supplementation group had the lowest duration and frequency of diarrhea.Keyword : Diarrhea, Zinc Supplementation, Iron Supplementation ABSTRAK  Latar Belakang : Angka kejadian diare di puskesmas dan rumah sakit masih tinggi dengan 6.547 kasus dan 8.692 kasus. Pemberian suplementasi seng dan zat besi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi seng dan zat besi terhadap kejadian diare pada balita.Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan post test only group design. Sebanyak 44 balita berusia 2-5 tahun yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok suplementasi seng (10 mg/hari), kelompok suplementasi zat besi (7,5 mg/hari), dan kelompok suplementasi seng+zat besi (seng 10 mg/hari dan zat besi 7,5 mg/hari) selama 8 minggu. Pengumpulan data durasi dan frekuensi diare, serta kepatuhan suplementasi dilakukan setiap akhir minggu. Asupan makan diperoleh dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ). Data dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dan Kruskal Wallis. Hasil : Durasi diare pada kelompok suplementasi seng, zat besi, seng+zat besi, dan kontrol masing-masing 0,73 ± 1,23 hari; 1,00 ± 1,41 hari; 0,18 ± 0,60 hari; dan 1,00 ± 1,78 hari. Total frekuensi diare pada kelompok suplementasi seng, zat besi, seng +zat besi, dan kontrol masing-masing 2,45 ± 4,28 kali; 3,18 ± 4,45 kali; 0,73 ± 2,41 kali; dan 3,36 ±5,94 kali. Frekuensi diare per hari kelompok suplementasi seng, zat besi, seng+zat besi, dan kontrol masing-masing 0,92 ± 1,58 kali; 1,18 ± 1,67 kali; 0,36 ± 1,21 kali; dan 0,93 ± 1,59 kali. Durasi, total frekuensi dan frekuensi diare per hari antara keempat kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05).

Page 1 of 1 | Total Record : 6